Belahan bumiku

Kau ingin tahu, di belahan bumi seperti apa aku berdiri?, apakah seperti bumimu. Di sini ada angin, kau bisa bertanya padanya tentang apa rasa kecemasan yang tiba-tiba datang saat kau dapati seseorang pergi dari hidupmu tanpa pesan.

Di sini ada daun-daun, mereka pandai bercerita apa saja. Mereka juga suka menebak tentang apakah hari ini kau lelah atau jatuh cinta.
   Di sini ada sepi, sepi itu pandai sekali mencaci, mencela dirimu yang memasang senyum seuntai, sedang pada dadamu sebuah tarian luka rindu melambai.
      Di sini ada rumah-rumah kosong. Dibiarkan pemiliknya rumah itu menampung udara, juga hampa. Mungkin mereka pahami beberapa hal yang kita tidak tau. Seperti perihal udara yang lebih butuh rumah mewah daripada tubuh-tubuh kurus tak terurus di jalan jalan sempit, jalan tikus kota ini.

   Di sini ada hujan, hujan yang lebih suka memutar cerita. Kau tidak perlu menyalakan TV sepanjang malam hanya untuk membunuh sepi yang tak berkawan.     Di sini ada benih cinta, yang belajar untuk tumbuh dan berbunga. Yang tidak butuh kata, dia tumbuh dengan rasa.
    Aku tinggal di belahan bumi, yang udaranya tak pernah lupa menjijing namamu, masuk dalam rongga dadaku, kemudian dihembuskan sebagai bukti bahwa nyawa masih disebut ada.
         
Bee_